BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Pada masa remaja sangat rentan sekali mengalami masalah psikososial, yakni masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat terjadinya perubahan sosial (TP-KJM, 2002). Elliot Turiel (1978) menyatakan bahwa para remaja mulai membuat penilaian tersendiri dalam menghadapi masalah-masalah populer yang berkenaan dengan lingkungan mereka. Para remaja juga sering menganggap diri mereka serba mampu, sehingga seringkali mereka terlihat tidak memikirkan akibat dari perbuatan mereka. Dengan demikian, pada masa remaja terdapat kemungkinan-kemungkinan perilaku yang mengundang resiko dan berdampak negative serta memungkinkan munculnya permasalahan-permasalahan pada remaja. Permasalahan itu antara lain adalah obesitas, merokok, dan narkoba.
Obesitas dapat disebabkan oleh faktor perilaku dan makanan serta factor genetic. Obesitas dapat menimbulkan berbagai penyakit. Dari segi psikososial obesitas merupakan beban bagi yang bersangkutan. Akibat bentuk tubuh yang kurang menarik, sering menimbulkan problem dalam pergaulan dan seseorang dapat menjadi rendah diri, serta hal yang terburuk adalah keputusasaan, terlebih lagi pada remaja.Merokok merupakan suatu tindakan yang sangat membahayakan kesehatan tubuh. Kebiasaan merokok ini mudah menghinggapi remaja akibat sikap remaja yang mudah terpengaruh oleh lingkungan. Hal ini akan berdampak buruk pada remaja, terutama kesehatannya.Remaja yang sangat rentan oleh pengaruh buruk memungkinkan remaja terperosok dalam penyalahgunaan narkoba. Penyalahgunaan narkoba dapat berakibat fatal terhadap remaja, terlebih lagi dapat menghancurkan masa depan remaja.
Remaja merupakan generasi penerus bangsa yang sangat diharapkan untuk dapat lebih memajukan bangsa dikemudian hari. Oleh sebab itu, diharapkan adanya upaya untuk mewujudkan kehidupan remaja yang cerdas, sehat jasmani dan rohani, serta remaja yang bercita-cita tinggi demi kemajuan bangsa. Pendidikan untuk kebiasaan sehat pada remaja sangat penting untuk menjadikan remaja yang siap menghadapi masa depannya.
1.2 Tujuan
a. Mengetahui permasalahan yang sering dialami oleh remaja, khususnya obesitas, merokok, dan narkoba.
b. Mengetahui dampak dan solusi dari kasus-kasus obesitas, merokok, dan narkoba pada remaja.
c. Mengetahui pandangan Islam terhadap obesitas, merokok, dan narkoba.
1.3 Manfaat
Bagi penulis
a. Dapat mempelajari lebih dalam tentang obesitas, merokok, dan narkoba yang merupakan permasalahan remaja.
b. Dapat mengambil hikmah dari kasus-kasus yang terjadi di masyarakat mengenai permasalahn remaja, khususnya tentang obesitas, merokok, dan narkoba.
Bagi pembaca
a. Menambah pengetahuan tentang permasalahan remaja, khususnya tentang obesitas, merokok, dan narkoba pada remaja.
b. Mendorong pembaca untuk menghindari dampak negatif obesitas, merokok, dan narkoba.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Remaja
a) Pengertian
Masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun (Papalia dan Olds,2001).
Perkembangan adalah perubahan yang terjadi pada rentang kehidupan (Papalia & Olds, 2001). Perubahan itu dapat terjadi secara :
1. Kuantitatif
Misalnya pertambahan tinggi atau berat tubuh.
2. Kualitatif
Misalnya perubahan cara berpikir secara konkret menjadi abstrak (Papalia dan Olds, 2001).
Perkembangan dalam kehidupan manusia terjadi pada aspek-aspek yang berbeda. Ada tiga aspek perkembangan yang dikemukakan Papalia dan Olds(2001), yaitu:
1. Perkembangan fisik
Perkembangan fisik adalah perubahan-perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensoris dan ketrampilan motorik (Papalia & Olds, 2001). Perubahan pada tubuh ditandai dengan pertambahan tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan tulang dan otot, dan kematangan organ seksual dan fungsi reproduksi. Tubuh remaja mulai beralih dari tubuh kanak-kanak yang cirinya adalah pertumbuhan menjadi tubuh orang dewasa yang cirinya adalah kematangan. Perubahan fisik otak sehingga strukturnya semakin sempurna meningkatkan kemampuan kognitif (Piaget dalam Papalia dan Olds, 2001).
2. Perkembangan kognitif
Menurut Piaget (dalam Santrock, 2001), seorang remaja termotivasi untuk memahami dunia karena perilaku adaptasi secara biologis mereka. Dalam pandangan Piaget, remaja secara aktif membangun dunia kognitif mereka, di mana informasi yang didapatkan tidak langsung diterima begitu saja ke dalam skema kognitif mereka. Remaja sudah mampu membedakan antara hal-hal atau ide-ide yang lebih penting dibanding ide lainnya, lalu remaja juga menghubungkan ide-ide tersebut. Seorang remaja tidak saja mengorganisasikan apa yang dialami dan diamati, tetapi remaja mampu mengolah cara berpikir mereka sehingga memunculkan suatu ide baru.
Perkembangan kognitif adalah perubahan kemampuan mental seperti belajar, memori, menalar, berpikir, dan bahasa. Pada masa remaja terjadi kematangan kognitif, yaitu interaksi dari struktur otak yang telah sempurna dan lingkungan sosial yang semakin luas untuk eksperimentasi memungkinkan remaja untuk berpikir abstrak. Tahap perkembangan kognitif ini sebagai tahap operasi formal ( Pigeat (dalam Papalia & Olds, 2001)).
Tahap formal operations adalah suatu tahap dimana seseorang sudah mampu berpikir secara abstrak. Seorang remaja tidak lagi terbatas pada hal-hal yang aktual, serta pengalaman yang benar-benar terjadi. Dengan mencapai tahap operasi formal remaja dapat berpikir dengan fleksibel dan kompleks. Seorang remaja mampu menemukan alternatif jawaban atau penjelasan tentang suatu hal. Berbeda dengan seorang anak yang baru mencapai tahap operasi konkret yang hanya mampu memikirkan satu penjelasan untuk suatu hal. Hal ini memungkinkan remaja berpikir secara hipotetis. Remaja sudah mampu memikirkan suatu situasi yang masih berupa rencana atau suatu bayangan (Santrock, 2001).
Remaja dapat memahami bahwa tindakan yang dilakukan pada saat ini dapat memiliki efek pada masa yang akan datang. Dengan demikian, seorang remaja mampu memperkirakan konsekuensi dari tindakannya, termasuk adanya kemungkinan yang dapat membahayakan dirinya. Pada tahap ini, remaja juga sudah mulai mampu berspekulasi tentang sesuatu, dimana mereka sudah mulai membayangkan sesuatu yang diinginkan di masa depan.
Perkembangan kognitif yang terjadi pada remaja juga dapat dilihat dari kemampuan seorang remaja untuk berpikir lebih logis. Remaja sudah mulai mempunyai pola berpikir sebagai peneliti, dimana mereka mampu membuat suatu perencanaan untuk mencapai suatu tujuan di masa depan (Santrock, 2001).
Salah satu bagian perkembangan kognitif masa kanak-kanak yang belum sepenuhnya ditinggalkan oleh remaja adalah kecenderungan cara berpikir egosentrisme (Piaget dalam Papalia & Olds, 2001). Yang dimaksud dengan egosentrisme di sini adalah ketidakmampuan melihat suatu hal dari sudut pandang orang lain (Papalia dan Olds,2001).
Elkind (dalam Beyth-Marom et al., 1993; dalam Papalia & Olds, 2001) mengungkapkan salah satu bentuk cara berpikir egosentrisme yang dikenal dengan istilah personal fabel. Personal fabel adalah "suatu cerita yang kita katakan pada diri kita sendiri mengenai diri kita sendiri, tetapi [cerita] itu tidaklah benar" . Kata fabel berarti cerita rekaan yang tidak berdasarkan fakta, biasanya dengan tokoh-tokoh hewan.
Personal fabel biasanya berisi keyakinan bahwa diri seseorang adalah unik dan memiliki karakteristik khusus yang hebat, yang diyakini benar adanya tanpa menyadari sudut pandang orang lain dan fakta sebenarnya. Papalia dan Olds (2001) dengan mengutip Elkind menjelaskan personal fable sebagai berikut :
Personal fable adalah keyakinan remaja bahwa diri mereka unik dan tidak terpengaruh oleh hukum alam. Belief egosentrik ini mendorong perilaku merusak diri [self-destructive] oleh remaja yang berpikir bahwa diri mereka secara magis terlindung dari bahaya. Misalnya seorang remaja putri berpikir bahwa dirinya tidak mungkin hamil [karena perilaku seksual yang dilakukannya], atau seorang remaja pria berpikir bahwa ia tidak akan sampai meninggal dunia di jalan raya [saat mengendarai mobil], atau remaja yang mencoba-coba obat terlarang [drugs] berpikir bahwa ia tidak akan mengalami kecanduan. Remaja biasanya menganggap bahwa hal-hal itu hanya terjadi pada orang lain, bukan pada dirinya.
Pendapat Elkind bahwa remaja memiliki semacam perasaan invulnerability yaitu keyakinan bahwa diri mereka tidak mungkin mengalami kejadian yang membahayakan diri, merupakan kutipan yang populer dalam penjelasan berkaitan perilaku berisiko yang dilakukan remaja (Beyth-Marom, dkk., 1993). Umumnya dikemukakan bahwa remaja biasanya dipandang memiliki keyakinan yang tidak realistis yaitu bahwa mereka dapat melakukan perilaku yang dipandang berbahaya tanpa kemungkinan mengalami bahaya itu.
Beyth-Marom, dkk (1993) kemudian membuktikan bahwa ternyata baik remaja maupun orang dewasa memiliki kemungkinan yang sama untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku yang berisiko merusak diri (self-destructive).
Mereka juga mengemukakan adanya derajat yang sama antara remaja dan orang dewasa dalam mempersepsi selfinvulnerability. Dengan demikian, kecenderungan melakukan perilaku berisiko dan kecenderungan mempersepsi diri invulnerable menurut Beyth-Marom, dkk., pada remaja dan orang dewasa adalah sama.
3. Perkembangan kepribadian dan sosial
Perkembangan kepribadian adalah perubahan cara individu berhubungan dengan dunia dan menyatakan emosi secara unik; sedangkan perkembangan sosial berarti perubahan dalam berhubungan dengan orang lain (Papalia & Olds, 2001). Perkembangan kepribadian yang penting pada masa remaja adalah pencarian identitas diri.
Pencarian identitas diri adalah proses menjadi seorang yang unik dengan peran yang penting dalam hidup (Erikson dalam Papalia & Olds, 2001).
Perkembangan sosial pada masa remaja lebih melibatkan kelompok teman sebaya dibanding orang tua (Conger, 1991;Papalia & Olds, 2001). Dibanding pada masa kanak-kanak, remaja lebih banyak melakukan kegiatan di luar rumah seperti kegiatan sekolah, ekstra kurikuler dan bermain dengan teman (Conger, 1991; Papalia & Olds, 2001). Dengan demikian, pada masa remaja peran kelompok teman sebaya adalah besar.
Pada diri remaja, pengaruh lingkungan dalam menentukan perilaku diakui cukup kuat. Walaupun remaja telah mencapai tahap perkembangan kognitif yang memadai untuk menentukan tindakannya sendiri, namun penentuan diri remaja dalam berperilaku banyak dipengaruhi oleh tekanan dari kelompok teman sebaya (Conger, 1991). Kelompok teman sebaya diakui dapat mempengaruhi pertimbangan dan keputusan seorang remaja tentang perilakunya (Beyth-Marom, et al., 1993; Conger, 1991; Deaux, et al, 1993; Papalia & Olds, 2001). Conger (1991) dan Papalia & Olds (2001) mengemukakan bahwa kelompok teman sebaya merupakan sumber referensi utama bagi remaja dalam hal persepsi dan sikap yang berkaitan dengan gaya hidup. Bagi remaja, teman-teman menjadi sumber informasi misalnya mengenai bagaimana cara berpakaian yang menarik, musik atau film apa yang bagus, dan sebagainya (Conger, 1991).
Ciri-ciri Masa Remaja :
Masa remaja adalah suatu masa perubahan. Pada masa remaja terjadi perubahan yang cepat baik secara fisik, maupun psikologis. Ada beberapa perubahan yang terjadi selama masa remaja. Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang dikenal dengan sebagai masa storm & stress. Peningkatan emosional ini merupakan hasil dari perubahan fisik terutama hormon yang terjadi pada masa remaja. Dari segi kondisi sosial, peningkatan emosi ini merupakan tanda bahwa remaja berada dalam kondisi baru yang berbeda dari masa sebelumnya. Pada masa ini banyak tuntutan dan tekanan yang ditujukan pada remaja, misalnya mereka diharapkan untuk tidak lagi bertingkah seperti anak-anak, mereka harus lebih mandiri dan bertanggung jawab. Kemandirian dan tanggung jawab ini akan terbentuk seiring berjalannya waktu, dan akan nampak jelas pada remaja akhir yang duduk di awal-awal masa kuliah.
Perubahan yang cepat secara fisik yang juga disertai kematangan seksual. Terkadang perubahan ini membuat remaja merasa tidak yakin akan diri dan kemampuan mereka sendiri. Perubahan fisik yang terjadi secara cepat, baik perubahan internal seperti sistem sirkulasi, pencernaan, dan sistem respirasi maupun perubahan eksternal seperti tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh sangat berpengaruh terhadap konsep diri remaja.
Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan orang lain. Selama masa remaja banyak halhal yang menarik bagi dirinya dibawa dari masa kanak-kanak digantikan dengan hal menarik yang baru dan lebih matang. Hal ini juga dikarenakan adanya tanggung jawab yang lebih besar pada masa remaja, maka remaja diharapkan untuk dapat mengarahkan ketertarikan mereka pada hal-hal yang lebih penting. Perubahan juga terjadi dalam hubungan dengan orang lain. Remaja tidak lagi berhubungan hanya dengan individu dari jenis kelamin yang sama, tetapi juga dengan lawan jenis, dan dengan orang dewasa.
Perubahan nilai, dimana apa yang mereka anggap penting pada masa kanak-kanak menjadi kurang penting karena sudah mendekati dewasa.
Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan yang terjadi. Di satu sisi mereka menginginkan kebebasan, tetapi di sisi lain mereka takut akan tanggung jawab yang menyertai kebebasan tersebut, serta meragukan kemampuan mereka sendiri untuk memikul tanggung jawab tersebut.
Tugas perkembangan remaja
Tugas perkembangan remaja menurut Havighurst dalam Gunarsa (1991) antara lain :
1. Memperluas hubungan antara pribadi dan berkomunikasi secara lebih dewasa dengan kawan sebaya, baik laki-laki maupun perempuan
2. Memperoleh peranan sosial
3. Menerima kebutuhannya dan menggunakannya dengan efektif
4. Memperoleh kebebasan emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya
5. Mencapai kepastian akan kebebasan dan kemampuan berdiri sendiri
6. Memilih dan mempersiapkan lapangan pekerjaan
7. Mempersiapkan diri dalam pembentukan keluarga
8. Membentuk sistem nilai, moralitas dan falsafah hidup
b) Permasalan remaja
2.2 Obesitas
a) Pengertian
Obesitas adalah suatu kelainan kompleks pengaturan makan dan metabolism energy yang dikendalikan oleh beberapa factor biologis spesifik. Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan.
b) Faktor penyebab
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan obesitas antara lain :
1. Perilaku dan makanan
a. Makanan
Terjadinya obesitas merupakan dampak dari terjadinya kelebihan asupan energy (energy intake) dibandingkan dengan yang diperlukan (energy expenditure) oleh tubuh sehingga asupan energy tersebut disimpan dalam bentuk lemak.makanan merupakan sumber dari asupan energy.. factor-faktor yang berpengaruh dari asupan makanan terhadap terjadinya obesitas adalah: kuantitas, porsi perkali makan, kepadatan energy dari makanan yang dimakan, kebiasaan makan (contohnya kebiasaan makan malam hari), frekuensi makan dan jenis makanan.
b. Aktifitas fisik
Aktifitas fisik merupakan salah satu factor yang dapat meningkatkan kebutuhan energy, sehingga apabila aktifitas fisik rendah maka kemungkinan terjadinya obesitas akan meningkat.sedangakan aktifitas yang sedang hingga tinggi akan mengurangi kemungkinan terjadinya obesitas.
c. Obat
Terdapat beberapa obat-obatan yang terbukti meningkatkan kemungkinan obesitas.
2. Factor genetic
Banyak gen yang berkaitan dengan terjadinya obesitas, namun sangat jarang yang berkaitan dengan gen tunggal. Sebagian besar berkaitan dengan kelainan pada banyak gen. seyiap peptide/neurotransmitter yang merupakan sinyal neural dan humoral yang mempengaruhi otak memiliki gen tersendiri yang mengkodenya. Setiap mutasi pada gen-gen tersebutakan menyebabkan kelainan pada produksi neuropeptida/neurotransmitter yang mempengaruhi otak, sehingga juga akan mempengaruhi respon otak baik akan meningkatkan asupan makanan ataupun menghambat makanan.setiap neuropeptida tersebut memiliki reseptor di otak, dan setiap reseptor memiliki gen tersendiri pula. Setiap mutasi pada gen tersebut akan menyebabkan kelainan reseptor yang akan mempengaruhi pula respon otak terhadap asupan makanan.
c) Dampak
Kegemukan merupakan factor utama timbulnya penyakit-penyakit degenerative seperti Diabetes Melitus, penyakit jantung koroner, dan bahkan sekarang dihubungkan dengan kanker.
Ditinjau dari segi psikososial kegemukan merupakan beban bagi yang bersangkutan karena dapat menghambat kegiatan jasmani, social dan psikologis. Selain itu akibat bentuk yang kurang menarik, sering menimbulkan problem dalam pergaulan dan seseorang dapat menjadi rendah diri dan yang terburuk adalah keputusasaan, terlebih lagi pada remaja
d) Solusi
1. Pengaturan pola asupan makanan
2. Memotivasi diri untuk sembuh dari obesitas
3. Latihan fisik
4. Perubahan perilaku
e) Pandangan Obesitas dalam Islam
Allah berfirman: “Dan makanlah dari apa yang direzekikan Allah kepada kamu, dan bertaqwalah kamu kepada Allah yang kamu percaya terhadap-Nya.”(Qs Al Maidah :88)
Nabi Muhammad mengatakan dalam khutbahnya: “ dan untuk badanmu ada haknya bagimu”.
Adapun diantara hak badan itu adalah
1. Mendapat makanan yang bergizi
2. Mendapat isirahat yang cukup
3. Mendapat latihan fisik (olahraga yang cukup)
Dalam Al-qur’an Allah telah memerintahkan agar manusia mengkonsumsi makanan dan minuman yang sifatnya halalan dan thayyiban. Kata halal mencakup segala sesuatu yang dibolehkan agama, baik dibolehkan itu bersifat sunah, anjuran untuk dilakukan, atau makruh (anjuran untuk ditinggalkan), maupun mubah (netral atau boleh-boleh saja). Sedangkan kata thayyib dikatakan bahwa makanan thayyib adalah makanan yang sehat, proporsional, aman atau halal.
Dalam hubungannya dengan masalah obesitas, Islam menganjurkan untuk makan secukupnya (proporsional). Makan yang cukup (proporsional) artinya sesuai dengan kebutuhan pemakan, tidak berlebihan dan tidak berkurang.
Allah berfirman: “Makan dan minumlah dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak senang dengan orang yang berlebih-lebihan.” (QS Al A’raf: 31)
Rasulullah bersabda: “ Tidak ada yang dipenuhkan manusia lebih buruk dari perut, cukuplah bagi anak adam beberapa suap yang dapat menegakkan tubuhnya. Kalaupun harus (memenuhkan perut) , maka hendaklah sepertiga untuk makanan , sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk pernapasan.”(HR Ibnu Majah, Ibnu Hibban, dan At-Tirmidzi melalui Miqdam bin Ma’di Karib)
2.3 Merokok
a) Pengertian
Merokok pa da hakekatnya adalah mengisap gabungan pengaruh yang merugikan dari nikotin, karbonmonoksida, tar dan racun lainnya.
Merokok merupakan suau tindakan yang sangat merugikan. Hal ini disebabkan karena banyak kandungan dalam rokok yang sangat membahayakan kesehatan tubuh. Kandungan-kandungan tersebut antara lain :
1. Nikotin
Nikotin terdapat pada daun tembakau segar dan terikat pada asam organic. Meskipun daun tersebut dikeringkan, nikotin tetap berada didalamnya. Dalam jumlah kecil memiliki pengaruh menenangkan.
2. Karbon monoksida
Merupakan gas beracun yang tidak berbau. Daya afinitas Hb darah terhadap karbon monoksida lebih besar dari pada terhadap oksigen, sehingga oksigen tersingkir dan tidak dapat digunakan oleh tubuh. 1 rokok yang dibakar mengandung 3-6% CO.
3. Tar
Tar adalah komponen dalam asap rokok yang tinggal sebagai sisa setelah nikotin dan tetesan-tetesan cairannya dihilangkan. Sebatang rokok menghasilkan 10-30 mg.
b) Faktor penyebab
Faktor penyebab remaja merokok antar lain :
1. Pengaruh 0rangtua
Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia (Baer & Corado dalam Atkinson, Pengantar psikologi, 1999:294).
2. Pengaruh teman.
Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan temanteman remaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok. Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non perokok (Al Bachri, 1991)
3. Faktor Kepribadian.
Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Namun satu sifat kepribadian yang bersifat prediktif pada pengguna obat-obatan (termasuk rokok) ialah konformitas sosial. Orang yang memiliki skor tinggi pada berbagai tes konformitas sosial lebih mudah menjadi pengguna dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang rendah (Atkinson, 1999).
4. Pengaruh Iklan.
Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut. (Mari Juniarti, Buletin RSKO, tahun IX,1991).
c) Dampak
Risiko bagi perokok:
a. Pengapuran pembuluh darah jantung lebih sering ditemukan pada perokok disbanding yang bukan perokok.
b. Terjadi sebab utama kematian mendadak, khususnya pada pria dibawah 50 tahun.
c. Terjadi juga resiko kena penyakit jantung.
d. Terjadi penyumbatan paru-paru menahun misalnya bronchitis kronis.
e. Impotensi.
f. Rokok akan menyebabkan terganggunya semua kantong dalam tubuh seseorang yaitu sbb:
• Terganggunya kantong darah pada kulit akan mengurangi panas muka dan pada bagian tubuh yang lain.
• Terganggunya kantong darah pada otak, hal ini menyebabkan pusing dan lambat berfikir.
• Terganggunya kantong darah pada hati menyebabkan tumbuhnya radang hati.
• Terganggunya kantung darah pada mata, menyebabkan gemetar dan tidak ada ketepatan dalam mencapai tujuan. Apabila kondisi seperti ini semakin meningkat, maka akan menyebabkan penyakit seperti luka pada telapak kaki dan lain-lain.
g. Bahaya merokok bagi perempuan adalah sebagai berikut:
• Merokok bagi perempuan akan mengganggu proses menstruasi. Kadang ia datang lebih lambat, atau bahkan lebih cepat sebab rokok berpengaruh pada kelenjarnya.
• Dalam masa kehamilan, setiap hisapan rokok akan menghubungkan darah ibu dengan darah bayi. Hal ini akan berpenngaruh pada denyut jantung.
• Ketika sedang menyusui, pengaruh rokok akan mengalir bersama dengan air susu ibu kepada anak.
• Berbagai penelitian menunjukan kemungkinan terjadinya penyakit dan kecenderungan janin terhadap rokok.
• Merokok akan melemahkan saraf sang ibu yang memungkinkan mempersulit proses kelahiran anak yang ada dalam kandungannya.
d) Cara menanggulangi merokok
Gangguan dan ketidak nyamanan akibat penghentian merokok yang sering dikeluhakn, dapat disamakan dengan orang yang mengalami diet penurunan berat badan. Tetapi sekali masa pelepasan ketergantungan ini terlewati akan munculah perasaan segar bugar dan percaya diri, serta rasa pencapaian yang positif.
Petunjuk keberhasilan berhenti merokok:
1. Menjauhkan remaja dari kebiasaan merokok
2. Menasehati para perokok supaya meninggalkannya
3. Penggunaan segenap saluran pendidikan
Seperti : penyuluhan
4. Pembatasan ilkan-iklan
5. Sebelum anda berhenti merokok tempelah secarik kertas catatan di bungkus rokok anda dan catatlah setiap merokok.
6. Putuskan akan berhenti segera/bertahap
Jika anda berhenti merokok segera, gantikanlah dengan permen karet atau kegiatan olah raga, latihan pernapasan, meditasai, dan teknik relaksasi. Bila akan berhenti merokok secara bertahap, lakukanlah pengurangan berangsur-angsur untuk mencapai tujuan yang telah anda sepakati.
7. Niatnya harus kuat.
Kuatkanlah dorongan sebelum usaha penghentian merokok.
8. Dukungan keluarga dan teman-teman dekat.
Dpatkanlah dukungan dari mereka dengan mengungkapkan niat anda untuk berhenti merokok.
9. Jangan berhenti untuk berusaha lagi.
Bila suatu saat anda kembali merokok lagi, kekambuhan ini manusiawi jangan merasa bersalah. Mulailah berusaha lagi, jangan ditunda untuk menghentikannya.
10. Beberapa petunjuk bagi yang belum siap berhenti merokok.
Kurangi nikotin dan tar yang anda isap
Jangan menghisap rokok dalam-dalam.
Perlama jarak waktu antara satu isapan dengan isapan berikutnya
Jangan menghisap sampai mendekati pangkal rokok.
e) Pandangan merokok dalam Islam
Temabakau (tabacco) atau rokok mulai nampak dan digunakan oleh sebagian penduduk dunia pada abad ke sepuluh Hijriah yang membuat dan memaksa ulama ulama pada masa itu untuk berbicara dan menjelaskan hukumnya menurut Syar’i, hasilnya terdapat berbagai macam pendapat,sebagain ulama mengharamkannya, sebagian memakruhkan, sebagian membolehkan, sebagian ulama tidak menentukan dan menetapkan hukumnya tapi menjelaskannya secara terperinci dan sebagian ulama lagi mengambil jalan diam dan tidak membahas masalah tersebut.
2.4 Narkoba
a) Pengertian
Narkoba merupakan singkatan dari narkotika,psikotropika,dan zat adiktif lainnya. Apabila narkotika dan psikotropika digunakan dengan baik dan benar sbenarnya banyak manfaatnya. Missal dalam ilmu kedokteran sebagai anastesi dan penenang pasien. Serta dapat digunakan untuk mengobati banyak penyakit.
b) Jenis-jenis narkoba
Narkoba dibagi dalam 3 jenis, yaitu narkoba,psikotropika,dan bahan adiktif lainnya.
Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintesis maupun bukan sintesis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran dan hilangnya rasa. Zat ini dapat mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Narkoyika memiliki daya adiksi (ketagihan) yang sangat berat. Narkotika juga memiliki daya toleran (penyesuaian) dan daya habitual (kabiasaan) yang sangat tinggi.ketiga sifat ini yang menyebabkan pemakai narkotika tidak bisa lepas dari cengkramannya.
Berdasarkan Undang-Undang No. 22 tahun 1997,jenis narkotika dibagi dalam 3 kelompok, yaitu narkotika golongan 1 , golongan 11, dan golongan 111.
Narkotika golongan 1 adalah narkotika yang paling berbahaya. Daya adiktifnya sangat tinggi. Golongan ini tidak boleh digunakan untuk kepentingan apapun,kecuali untuk penelitian atau ilmu pengetahuan.contohnya dalah ganja,morfin, opium, dan lain-lain.
Narkotika golongan 11 adalah narkotika yang memiliki daya adiktif kuat, tapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah petidin dan turunannya, benzetidin , betametadol, dan lain-lain.
Narkotika golongan 111 adalah narkotika yang memiki daya adiktif ringan, bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah kodein dan turunannya.
Ada 4 jenis narkotik yang beredar luas dinegara kitayaitu ganja, opium, putaw, dan kokain.
1. Ganja
Ganja adalah tanaman perdu dengan daun menyerupai daun singkong yang tepinya Tumbuhan ini banyak tumbuh di beberapa daerah di Indonesia, seperti aceh, sumatera utara, Sumatera tengah, Sumatera selatan , Pulau jaw a, dan lain-lain.
Daun ganja sering digunakan sebagai bumbu penyedap masakan. Bila digunakan sebagai bumbu masak,daya adiktifnya rendah, namun tidak demikian bila dibakar dan asapnya dihirup.
1) Ciri-ciridaun ganja:
a. Daun bergerigi
b. Berbulu halus
c. Jumlah daun ganjil
d. Mempunyai bau yang khas
e. Bunganya tterdapat bagian jantan dan betina. Pada bagian jantan serbuk sarinya berkelopak lima, bagian betina putiknya berwarna lembayung.
f. Ganja memiliki buah, buahnya berwarna kecokelatan dan sebesar biji melinjo.
2) Ciri pengguna ganja
Orang yang mengonsumsi daun ganja dapat dikenali dengan melihat perilaku dan gerak-geriknya serta raut wwajahnya. Pengguna daun ganja mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
a. Matanya merah seperti orang kurang tidur.
b. Organ tubuhnya malas bergerak
c. Rasangantuk yang amat sangat
d. Nafsu makan berlipat ganda.
Tetapi tidak setiap cirri-ciri tersebut dapat disebut sebagai pengguna atau pemakai ganja.
3) Akibat memakai ganja
Akibat penyalahgunaan menggunakan ganja sebagai berikut:
a. Denyut nadi bertambah cepat dan tidak teratur.
b. Ada rasa takut berlebihan tanpa ada sebab
c. Stress dan putus asa
d. Melemahnya daya piker
e. Merusak organ-organ tubuh
f. Merusak pusat susunan saraf yang dapat berakhir kegilaan.
2. Opium/candu
Opium adalah bunga dengan bentuk yang sangat indah dan dari pohon opium itulah diambil getahnya dan diolah yang dapat menghasilkan apa yang disebut dengan candu.
Sama dengan ganja opium harus diolah terlebih dahulu sebelum gigunakan atau dikonsumsi. Getah daribunga opium diolah sedemikian rupa sehingga dapat menghasilka apa yang disebut dengan morfirin/heroin.
1) Ciri-ciri opium
a. jenis tanaman perdu
b. tinggi pohon siap petik kira-kira 110 cm
c. buahnya berwarna hijau dengan panjang 25cm
d. getahnya berwarna putih
e. merupakan tumbuhan musiman, dan dapat tumbuh didaerah bersuhu 20 derajat Celsius
2) Akibat penggunaan opium:
a. Rasa mual sehingga ingin muntah
b. Pupil mata mengecil
c. Sering menguap
d. Nafas terasa berat dan melemah
e. Dapat timbul berbagai penyakit kulit (bintik-bintik dan berwarna merah,kudis, dan lainnya)
3. Putaw
Putaw merupakan salah satu jenis narkoba golongan satu. Putaw merupakan hasil olahan dari tanaman opium. Putaw juga berbentuk serbuk berwarna putih atau cokelat tua.juga berbentuk cairan.
1. akibat menggunakan putaw
a. tubuh malas dan susah bergerak
b. menyebabkan ketagihan dan sakaw
c. Rasa mual sehingga ingin muntah
d.Pupil mata mengeci
e.Sering menguap
4. Koka
Koka adalah tanaman perdu yang mirip daun kopibuahnya yang matang berwarna merah seperti biji kopi.biji koka sering digunakan masyarakat untuk menambah kekuatan. Koka kemudian diolah menjadi kokain.walau kokain memiliki kelebihan tersebut, kokain juga sama seperti narkotik yang menyebabkan ketagihan,dan lama-kelamaan menjadi overdosis. Dan apabila sudah terkena overdosis paling ringan adalah kelumpuhan dan yang paling vatal adalah kelumpuhan.
Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah maupun sintesis, yang memiliki khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas normal dan prilaku.
Berdasarkan undan-undang No. 5 tahun 1997, psikotropika dapat dikelompokkan ke dalam 4 golongan.
Golongan 1 adalah psikotropika dengan daya adiktif yang sangat kuat, belum diketahui manfaatnya untuk pengobatan, dan sedang diteliti khasiatnya. Contohnya adalah MDMA , ekstasi, LSD, dan STP.
Golongan II adalah psikotropika dengan daya adiktif kuat serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah amfetamin, metamfetamin, metakualon, dan sebagainya.
Golongan III adalah psikotropika dengan daya adiksi sedang serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah lumibal, buprenorsia, fleenitrazepam, dan sebagainya.
Golongan IV adalah psikotropika yang memiliki daya adiktif ringan serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah nitrazepan (BK, magadon, dumolid), diazepam, dan lain-lain.
Bahan Adiktif lainnya
Golongan adiktif lainnya adalah zat-zat selain narkotika dan psikotropika yang dapat menimbulkan ketergantungan. Contohnya :
1. Rokok
2. Kelompok alcohol dan minuman lain yang memabukkan dan menimbulkan ketagihan.
3. Thinner dan zat-zat lain, seoerti lem kayu, penghapus cair, aseton, cat, bensin, yang bila dihisap, dihirup, dan dicium, dapat memabukkan.
c) Dampak
1. Merusak organ tubuh (hati, ginjal, paru-paru, usus, limpa, otak dan lain-lain)
2. Merusak sel otak yang menyebabkan kelainan pada tubuh (fisik) dan jiwa (mental dan moral)
3. Dan juga menyebabkan terjadinya perubahan sifat, sikap dan perilaku
4. Menyebabkan gangguan psikologis
Dampak narkoba dalam tubuh paling cepat yaitu melalui aliran darah karena narkoba langsung masuk ke aliran darah dan diedarkan ke seluruh tubuh.
d) Solusi
Upaya Penanggulangan Penyalah gunaan Narkoba:
1. Promotif
Promotif merupakan program pembinaan dari pemerintah yang disalurkan oleh lembaga-lembaga kemasyarakatan
2. Preventif
a. Kampanye anti penyalahgunaan narkoba
b. Penyuluhan seluk-beluk narkoba
c. Pendidikan dan pelatihan kelompok sebaya (peer group)
e. Upaya mengawasi dan mengendalikan produksi dan distribusi
3.Kuratif
Kuratif merupakan program pengobatan. Tujuannya adalah mengobati ketergantungan dan menyembuhkan penyakit akibat memakai narkoba
Bentuk kegiatan:
a. Penghentian pemakaian narkoba
b. Pengobatan gangguan kesehatan akibat penghentian dan pemakaian narkoba (detoksifikasi)
c. Pengobatan terhadap kerusakan organ tubuh akibat narkoba
d. Pengobatan terhadap penyakit lain yang masuk bersama narkoba (seperti HIV/AIDS, hepatitis B/C, sifilis, pneumonia, dan lain-lain
1. Rehabilitatif
Rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan jiwa dan raga yang ditujukan kepada pemakai narkoba yang sudah menjalani program kuratif.
2. Repsesif
Repsesif merupakan program penindakan terhadap produsen, pengedar, bandar dan pemakai berdasarkan hukum.
BAB III
KASUS DAN PEMECAHAN
3.1 Obesitas
3.1.1 Kasus
Riski berusia 19 tahun, datang dengan tujuan ingin menurunkan berat badan. Hal ini karena kurang percaya diri dengan keadaan yang sekarang dialami. Saat ini berat badannya 75 kg dengan tinggi badan 155 cm dan ia malas berolahraga karena merasa mudah sesak. Sejak kecil dia terbiasa mengkonsumsi makanan dengan porsi besar dan dihabiskan dalam waktu singkat. Dia suka semua jenis makanan dan dimakan kapan saja, tanpa mengenal waktu. Ia memiliki kebiasaan nonton acara TV secara berjam-jam dari sejak kecil. Ia banyak menghabiskan waktunya untuk belajar/berinteraksi dengan temannya melalui computer. Waktu yang digunakan untuk kegiatan tersebut bisa 8=10 jam sehari. Ia merasa cukup dengan olahraga renang satu minggu satu kali selama 1 jam, meskipun setelah itu ia makan banyak.
3.1.2 Pembahasan
Cara memodifikasi perilaku makan dari salah menjadi benar :
1. Mengkonsumsi makanan harus terjadwal: jadwal diidsi dengan 3 kali makan pokok dan 2 kali cemilan.
2. Komposisi makan pokok, terdiri dari : sumber karbohidrat, sumber protein hewani, sumber protein nabati, sayuran.
3. Buah berair banyak sebagai cemilan.
4. Di luar jadwal hnaya boleh minum air putih/air tanpa energy.
Cara memodifikasi perilaku aktivitas fisik dari salah menjadi benar :
1. Melakukan aktivitas fisik tanpa bantuan orang lain
2. Melakukan aktivitas fisik tanpa bantuan tenaga mesin
3. Melakukan olah raga
3.2 Merokok
3.2.1 Kasus
Rabu, 14/12/2005 11:21 WIB
Wuih! 34% Siswa SMP Merokok
Nurul Hidayati - detikNews
Jakarta - Anda memiliki putra-putri yang masih duduk di bangku SMP? Awasilah baik-baik. Sebab jangan-jangan di belakang Anda mereka kebal-kebul mengisap sigaret. Soalnya, angka merokok di kalangan murid sekolah usia SMP cukup tinggi, yaitu sekitar 34%. Demikian hasil survei merokok pada remaja alias Global Youth Tobacco Survey (GYTS) Indonesia. Survei ini merupakan bagian survei WHO dan CDC (Atlanta) yang diselenggarakan di lebih dari 100 negara di dunia. Indonesia juga turut berpartisipasi dalam survei ini yakni dengan melakukannya di Jakarta, bekasi, dan Medan. Tjandra Yoga Aditama SpP(K), DTM&H, MARS, bertindak sebagai peneliti utama GYTS Indonesia. Kepada detikcom, Rabu (14/12/2005), Tjandra Yoga Aditama yang merupakan dokter spesialis penyakit paru-paru, memaparkan rangkuman hasil survei itu. Kajian dilakukan dalam 5 topik bahasan yaitu pravalensi merokok, perokok pasif, iklan rokok, remaja membeli rokok dan berhenti merokok. Untuk poin prevalensi merokok, data GYTS menunjukkan bahwa di Jakarta didapatkan 34 persen murid sekolah usia SMP pernah merokok dan 16,6 persen saat ini masih merokok. Di Bekasi didapatkan 33 persen murid sekolah usia SMP pernah merokok dan 17,1 persen saat ini masih merokok. Di Medan didapatkan 34,9 persen murid sekolah usia SMP pernah merokok dan 20,9 persen saat ini masih merokok. "Data rerata di Indonesia lebih tinggi daripada data di Bhutan yakni sekitar 20% dan di India atau Bangladesh yang angkanya berada di bawah 10 persen," kata Tjandra. Sehubungan dengan temuan memprihatinkan hal itu, Tjandra dkk mengusulkan beberapa hal. Pertama, membuat dan memakai kurikulum yang memuat bahaya merokok serta melakukan program pelatihan pada guru serta murid. Kedua, kurikulum yang memuat bahaya merokok sebaiknya dimuat pada semua kurikulum sekolah dasar dan menengah, sekolah kedokteran atau sekolah paramedis. Ketiga, membuat kegiatan yang sifatnya mendukung anti merokok serta bahaya merokok pada usia sekolah. Keempat, pelatihan tentang bahaya merokok pada media baik elektronik dan non elektronik. Kelima, membangkitkan kesadaran tentang bahaya merokok dengnan cara mengikutsertakan media elektronik dan non elektronik tentang bahaya merokok, kecanduan rokok, dampak sosial dan ekonomi akibat rokok pada publik terutama anak-anak, dewasa muda serta usia produktif. "Terakhir, melakukan usaha counter marketing guna mengurangi atau meniadakan keterlibatan industri rokok pada usia anak, usia dewasa muda serta usia produktif," kata Tjandra. (nrl/)
3.2.2 Pembahasan
Kita sebagai tenaga kesehatan khususnya bidan, menganggap bahwa masalah tersebut bukanlah sekedar masalah yang ringan, namun masalah tersebut memerlukan perhatian khusus. Adapun langkah-langkah yang dapat kita lakukan untuk mengatasi masalah tersebut antara lain:
• Penyulahan terhadap siswa-siswi dan remaja pada umumnya mengenai zat yang terkandung dalam rokok dan akibat yang terjadi setelah merokok
• Memberi penyuluhan pada orang tua agar lebih memperhatikan kebiasaan anak-anak mereka.
• Menyarankan pihak sekolah untuk mengadakan kegiatan yang bermanfaat bagi siswa yang menarik minat siswa diluar jam kegiatan belajar mengajar.
3.3 Narkoba
3.3.1 Kasus
SURABAYA - Kepala Satuan Reserse Narkoba Kepolisian Wilayah Kota Besar (Polwiltabes) Surabaya, Eko Puji Nugroho, Jum’at (3/7), mengatakan sebanyak 59 remaja terjerat kasus narkoba dalam periode Januari-Juni 2009.
"Selain 59 remaja, ada tiga anak berusia 14 tahun juga terlibat kasus yang sama dalam kurun waktu itu," katanya menambahkan.
Ia menyebutkan, dalam semester pertama 2009, jajaran Satuan Reserse Narkoba Polwiltabes Surabaya berhasil membekuk 118 orang bandar dan 574 orang pecandu.
Menurut dia, anak-anak dan remaja mudah terjerumus dan menjadi korban penyalahgunaan narkoba. "Bahkan dalam kurun waktu enam bulan ini, sebanyak enam anggota polisi ditahan karena terlibat kasus narkoba," katanya.
Selain itu, lanjutnya, ada juga lima anggota TNI yang terjaring kasus tersebut dalam enam bulan terakhir.
"Barang bukti yang kami sita selama enam bulan terakhir kebanyakan berupa sabu-sabu yang totalnya mencapai tiga kilogram," kata Eko.
Pengungkapan kasus narkoba selama enam bulan terakhir, terbanyak dilakukan oleh Unit Penyidikan II Satuan Reserse Narkoba Polwiltabes Surabaya. Unit ini berhasil membongkar dua pabrik sabu-sabu di Surabaya, yakni di Perumahan Klampis Semolowaru dan Jalan Tidar.
Peringkat kedua pencatat rekor pengungkapan narkoba adalah Unit Pembinaan dan Penyuluhan Polwiltabes Surabaya, dengan mengungkap jaringan bandar sabu, dengan barang bukti mencapai dua kilogram sabu.
3.3.2 Pembahasan
Dalam kasus di atas, remaja dan anak-anak berpotensi terjerumus dalam penggunaan narkoba. Hal tersebut dikarenakan emosional seorang remaja keadaannya masih labil. Kebanyaakan dari mereka yang memakai narkoba tidak mengetahui akibat-akibat yang ditimbulkan setelah pemakaian narkoba tersebut. Untuk itu kita sebagai seseorang yang lebih mengetahui tentang narkoba, kita melakukan berbagai langkah untuk mengatasi permasalahan tersebut antara lain:
• Memasukan/merawat mereka yang telah terjerumus kedalamnya.
• Memberi motivasi kepada mereka untuk sembuh.
• Memberikan pengarahan kepada remaja tersebut supaya tidak mengulangi pemakaian narkoba dimasa yang akan datang
• Memberikan pengarahan kepada remaja tersebut supaya lebih meningkatkan iman dan supaya selektif dalam bergaul
• Memberi penyuluhan kepada para pengedar agar tidak mengedarkan narkoba dan menjelaskan akibat-akibat yang terjadi dari perbuatan mereka.
• Menyarankan kepada pemerintah supaya lebih meningkatkan pengawasan terhadap pendirian pabrik-pabrik baru terutama mengenai apa yang akan diproduksi
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Masa remaja merupakan masa yang sangat rentan terhadap pengaruh – pengaruh pergaulan dikehidupan mereka. Adakalanya mereka tidak mengetahui akibat-akibat yang ditimbulkan dari perbuatan mereka sendiri. Masa remaja juga merupakan masa dimana semua yang menyangkut diri pribadi seseorang mengalami banyak perubahan, dari perubahan fisik sampai pada perubahan psikologis. Yang sering menjadi masalah dikalangan remaja adalah dari perubahan psikologis. Mereka sering mengalami permasalahan ketika mereka penasaran untuk mencari jati diri mereka yang sebenarnya. Banyak sekali remaja yang mencoba hal-hal baru yang mereka tidak mengetahui seluk beluk hal tersebut secara menyeluruh seperti akibat-akibat yang ditimbulkan dari hal tersebut sehingga mereka menjadi salah dalam mengambil langkah dikehidupan mereka.
Untuk itu kita sebagai tenaga kesehatan yang memiliki tanggung jawab terhadap kesehatan masyarakat harus mampu meminimalkan penyimpangan-penyimpangan yang dapat dilakukan oleh remaja, dengan rancangan kegiatan yang sudah terencana dan terarah tentunya, karena penyimpangan-penyimpangan tersebut sangat merugikan diri sendiri, keluarga dan masyarakat disekitarnya. Adapun kegiatan yang dapat kita lakukan untuk hal tersebut antara lain :
1. Mengadakan berbagai macam penyuluhan di seluruh jajaran masyarakat mengenai remaja dan permasalahan yang terjadi pada remaja tersebut
2. Memberikan pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi kepada remaja pada khususnya dan masyarakat pada umumnya
3. Mengadakan pemeriksaan rutin dalam jangka waktu tertentu terhadap kesehatan remaja dikalangan masyarakat
Saran
1. Bagi remaja sebaiknya lebih meningkatkan iman dan berhati-hati dalam pergaulan
2. Bagi orang tua sebaiknya memberikan perhatian pada anak-anaknya dan senantiasa mengawasi kegiatan anak-anaknya sehari-hari
3. Bagi masyarakat sebaiknya turut peduli terhadap anggota masyarakat dilingkungan sekitarnya
4. Bagi pemerintah hendaknya mengadakan suatu program rutin untuk menggerakan jajarannya terutama dibidang kesehatan untuk memberikan pelayanannya kepada masyarakat pada umumnya dan para remaja pada khususnya mengenai kesehatan reproduksi maupun pengetahuan-pengetahuan lain tentang kesehatan
5. Bagi tenaga kesehatan sebaiknya lebih peduli terhadap masyarakat disekitarnya
Daftar Pustaka
http://rumahbelajarpsikologi.com/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=101
Partodiharjo Subagyo. 2008. Kenali Narkoba dan Musuhi Penyalahgunaannya. Jakarta : Erlangga
Eckholm, Erik P. 1985. Masalah kesehatan. Jakarta : Gramedia
Soegih, R. Rachmad, Konkon K Wirami hardja. 2009. Obesitas. Sagung seto Press
Al hafidz, Ahsin W. 2007. Fikih Kesehatan. Jakarta : Amzah Press
Http: //Luluvikar. Wordpress.com
http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=33526:59-remaja-di-surabaya-terjerat-narkoba&catid=59:kriminal-a-hukum&Itemid=91
Tidak ada komentar:
Posting Komentar