Selasa, 19 Oktober 2010

perkembangan karir bidan

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring perubahan dan perkembangan zaman yang terus menuntut adanya pelayanan kesehatan yang semakin maju dan penemuan-penemuan baru yang sangat mempengaruhi pola pikir manusia yang ingin terus mengembangkan dan memajukan kualitas pelayanan kesehatan. Tuntutan itulah yang menjadi suatu pemicu untuk lebih mengembangkan karir seorang bidan dalam memberikan asuhan. Hal ini sangat berguna untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak, serta dapat meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang tinggi masih menjadi salah satu masalah yang serius di Indonesia.

Bidan sebagai subsistem Sumber Daya Manusia menjadi salah satu ujung tombak yang berperan langsung pada penurunan AKI/AKB. Untuk memenuhi hal tersebut diperlukan bidan yang menguasai kompetensi. Sementara itu kebanyakan bidan masih belum memenuhi syarat tersebut karena latar belakang tingkat pendidikan yang berbeda-beda, kualitas lulusan yang minimal, dan sikap profesionalisme yang kurang. Untuk memenuhi standar kompetensi itu maka diperlukan lulusan bidan yang berkualitas dan memiliki sikap profesionalisme yang tinggi. Selain itu dalam menghadapi era globalisasi ini, bidan juga dituntut untuk selalu memperbaharui pengetahunnya melalui jalur pengembangan karir bidan. Pengembangan karir bidan ini dapat ditempuh melalui jalur pendidikan formal maupun dengan mengikuti seminar dan lokakarya. Pengembangan karir ini sangat penting mengingat masih banyaknya keterbatasan yang dimiliki bidan, seperti keterbatas komunikasi, penguasan bahasa asing, dan penguasaan IPTEK.

Pemenuhan tanggung jawab seorang bidan yaitu sesuai Standar Pelayanan Kebidanan (SPK) dan kewenangan bidan pada Kepmenkes 900/2002 yang disertai tingkat pendidikan bidan yang lebih tinggi untuk meningkatkan mutu pelayanan dan kualitas bidan tersebut.

B. Rumusan Masalah
Dilihat dari latar belakang diatas, maka dapat disusun rumusan-rumusan masalah pada pengembangan karir bidan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah cara bagi bidan untuk mengembangkan karirnya?
2. Apakah visi dan misi dalam rangka mengembangkan karir bagi seorang bidan?
3. Langkah-langkah apa saja yang harus ditempuh untuk memperoleh jenjang karir yang lebih tinggi?

C. Tujuan
1. Dapat mengetahui cara-cara untuk mengembangkan karir bidan.
2. Dapat memahami dan menerapkan visi dan misi dari pengembangan karir seorang bidan.
3. Dapat membedakan jalur-jalur yang dapat dilalui dalam mengembangkan karir bidan






















BAB II
ISI

A. Pengertian
Perjalanan pekerjaan seorang dalam organisasi sejak diterima dan berakhir pada saat tidak bekerja lagi di organisasi tersebut.

B. Tujuan
1. Untuk mendapatkan persyaratan menempati posisi atau jabatan tertentu.
2. Mengusahakan pengembangan karir karena tidak otomatis tercapai, tergantung pada lowongan/jabatan, keputusan dan tergantung presensi pimpinan.

C. Jalur Karir
1. Bersifat ideal dan normative
2. Berlaku bagi pegawai negeri atau swasta
a. Struktural
Bidan melakukan pengembangan karir tergantung dimana bidan bekerja atau bertugas seperti, di rumah sakit, Puskesmas, atau bidan swasta. Pengembangan karier structural diraih berdasarkan tingkat kemampuan, kesempatan dan kebijakan yang ada. Contoh pengembangan karier structural yaitu kepala bangsal, kepala balai pengobatan dan lain-lain.
b. Fungsional
Bidan dalam mengembangkan karier melalui pendidikan berkelanjutan baik secara formal maupun non formal. Dan tujuannya adalah meningkatkan kemampuan professional bidan dalam melaksanakan fungsinya.

D. Jalur Pengembangan Karir
Pendidikan Berkelanjutan
Pendidikan Berkelanjutan adalah Suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, hubungan antar manusia dan moral bidan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan / pelayanan dan standar yang telah ditentukan oleh konsil melalui pendidikan formal dan non formal.
i. Visi dan Misi Pendidikan berkelanjutan
Visi
Tahun 2010 seluruh bidan telah menrapkan pelayanan yang sesuai standar praktik bidan internasional dan dasar pendidikan minimal diploma III kebidanan

Misi
1. Mengembangkan pendidiakn berkelanjutan berbentuk “system”
2. Membentuk unit pendidikan bidan di tingkat pusat, propinsi, daerah, kabupaten dan cabang
3. Membentuk tim pelaksana pendidikan berkelanjutan
4. Mengadakan jaringan dan bekerja sama dengan pihak terkait

ii. Sasaran dan tujuan
Sasaran
1. bidan praktik swata
2. bidan berstatus pegawai negeri
3. tenaga kesehatan lainnya
4. kader kesehatan, dukun beranak (paraji)
5. masyarakat umum
Tujuan
1. Pemenuhan standar
Bidan harus menguasai standar kemampuan bidan yang telah ditentukan oleh organisasi profesi bidan melalui pendidikan berkelanjutan. Bidan yang telah lulus program pendidikan kebidanan tersebut wajib melakukan registrasi kepada organisasi profesi bidan untuk mendapatkan izin member pelayanan kebidanan kepada pasien.


2. Meningkatkan produktifitas kerja
Bidan dipacu untuk meningkatkan jenjang pendidikan, sehingga pengetahuan dan keterampilannya lebih berkualitas. Hal ini akan menyebabkan produktifitas kerja bidan dalam memberi pelayanan.

3. Efisiensi
Pendidikan berkelanjutan akan melahirkan bidan yang berkompeten di bidangnya, sehingga meningkatkan efisiensi kerjanya dalm member pelayanan yang terbaik.

4. Meningkatkan kualitas pelayanan
Pendidikan bidan berkelanjutan memicu bersaing dikalangan profesi kebidanan agar terus meningkatkan kualitasnya dalam memberi pelayanan dan pelayanan yang berkualitas akan menarik konsumen.

5. Meningkatkan moral
Moralitas dan etika seorang bidan ditingkatkan melalui pendidikan berkelanjutan untuk menjamin kualitas bidan yang professional.

6. Meningkatkan karir
Melalui pendidikan berkelanjutan peluang meningkatkan karir akan semakin besar seiring peningkatan kwalitas pelayanan, performa, dan prestasi kerja.

7. Meningkatkan kemampuan konseptual
Kemampuan intelektual dan konseptual bidan dalam menangani kasus pasien akan terasah sehingga bidan dapat memberi asuhan kebidanan dengan tepat.

8. Meningkatkan Keterampilan kepemimpinan (Leadership skill)
Bidan akan memiliki kemampuan kepemimpinan yang baik dan dibekali keterampilan untuk dapat berhubungan dengan orang lain dan bekerja sama serta multi disiplin lainnya guna member pelayanan yang berkualitas.

9. Imbalan (kompensasi)
Asuhan bidan yang berkualitas akan menarik konsumen dan meningkatkan penghargaan atas pelayanan yang diberikan.

10. Meningkatkan kepuasan konsumen
Kepuasan konsumen akan meningkat seiring dengan peningkatan kualitas pelayanan kebidanan.

iii. Jenis dan Karakteristik pendidikan berkelanjutan
Jenis Pendidikan berkelanjutan
1. Seminar, Lokakarya
2. Magang
3. Pengembangan (manajemen, hubungan interpersonal, komunitas)
4. Keterampilan teknis untuk pelayanan
5. Administrasi
6. Lain-lain, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).

Karakteristik pendidikan berkelanjutan
Pendidikan berkelanjutan bidan sebagai system memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Komprehensif
System pendidikan berkelanjutan harus dapat mencakup seluruh anggota profesi kebidanan.
2. Berdasarkan analisis kebutuhan
System pendidikan berkelanjutan menyelenggarakan pendidikan yang berhubungan dengan tugas dan relevan dengan kebutuhan masyarakayt terhadap pelayanan kesehatan.
3. Berkelanjutan
Sistem pendidikan berkelanjutan menyelenggarakan pendidikan yang bersinambungan dan berkembang.
4. Terkoordinasi secara internal
System pendidikan berkelanjutan bekerjasama dengan institusi pendidikan dalam memanfaatkan berbagai sumber daya dan mengelola berbagai program pendidikan berkelanjutan.
5. Berkaitan dengan system lainnya
System pendidikan berkelanjutan memiliki tiga aspek subsistem. Ketiga aspek tersebut adalah:
a. Perencanaan tenaga kesehatan
b. Produksi tenaga kesehatan
c. Manajement tenaga kesehatan

E. Jabatan Fungsional
Jabatan fungsional adalah jabatan yang ditinjau serta dihargai dari aspek fungsinya yang vital dalam kehidupan masyarakat dan Negara. Seseorang yang mempunyai jabatan fungsional berhak untuk mendapatkan tunjangan fungsional. Dapat dilihat bahwa jabatan bidan merupakan jabatan fungsional profesional sehingga berhak mendapat tunjangan profesional.

Pengembangan karir bidan meliputi karir fungsional dan karir structural. Pada saat ini, pengembangan karir bidan secara fungsional telah disisapkan dengan jabatan fungsional sebagai bidan serta melalui pendidikan berkelanjutan, baik secara formal maupun nonformal, yang hasil akhirnya akin meningkatkan kemampuan profesional bidan dalam melaksanakan fungsinya sebagai pelaksana, pengelola, pendidik, peneliti, koorinator dan penyelia.

Sedangkan karir bidan dalam jabatan structural bergantung pada tempat bidan bertugas, apakah di rumah sakit, puskesmas, desa atau instasi swats. Karir terse but dapat dicapai oleh bidan di tiap tatanan pelayanan kebidanana/kesehatan sesuai dengan tingkat kemampuan, kesempatan dan kebijakan yang ada.

F. Pengembangan Karir Bidan
Pengembangan karir merupakan kondisi yang menunjukkan adanya peningkatan jenjang jabatan dan jenjang pangkat bagi seorang pegawai negri pada suatu organisasi dalam jalur karir yang telah ditetapkan dalam organisasinya.Pengembangan karir bidan meliputi karir fungsional dan karir struktural.Pada saat ini pengembangan karir bidan secara fungsional telah disiapkan dengan jabatan fungsional bagi bidan,serta melalui pendidikan berkelanjutan baik secara formal maupun non formal yang hasil akhirnya akan meningkatkan kemampuan profesional bidan dalam melaksanakan fungsinya.Fungsi bidan nantinya dapat sebagai pelaksana,pendidik,peneliti, bidan koordinator dan bidan penyelia. Dalam mengantisipasi perkembangan saat ini, diperlukan tenaga kesehatan khesusnya bidan yang berkualitas baik dari segi pengetahuan, keterampilan, dan profesionalitas.

Pengembangan karir bidan seyogyanya dirancang secara berkesinambungan, berjenjang, dan berkelanjutan sesuai dengan prinsip belajar seumur hidup bagi bidan yang mengabdi di tengah masyarakat. Pendidikan yang berkelanjutan ini bertujuan untuk mempertahankan profesionalisme bidan, baik melalui pendidikn formal maupun pendidikan nonformal.Pendidikan formal yang telah dirancang dan diselenggarakan premarital dan badan swasta dengan dukungan IBI adalah program Diploma III dan Diploma IV kebidanan. Sedangkan Pendidikan nonformal telah dilaksanakan melalui program pelatihan, magang, seminar dan lokakarya.Pola pengembangan pendidikan berkelanjutan telah dirumuskan dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan. Pengembangan pendidikan bidan yang berkelanjutan mengacu pada peningkatan kualitas bidan sesuai dengan kebutuhan pelayanan. Materi pendidikan berkelanjutan meliputi aspek klinik dan nonklinik.
Pola pengembangan karir:


















Pegembangan karir bidan di BPS Boinah
Bidan Boinah dalam mengembangkan karier melalui pendidikan berkelanjutan baik secara formal maupun non formal. Pendidikan secara formal yang ditempuh bidan Boinah adalah pendidikan DIII Kebidanan di STIKES Aisyiyah Yogyakarta. Beilau tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi karena factor usia. Selain itu pendidikan non formal yang dijalani beliau adalah mengikuti seminar-seminar dan penyuluhan yang dilakukan organisasi yang beliau ikuti.





















BAB III
KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa seorang bidan sebaiknya terus berusaha untuk mengembangkan karir agar kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan semakin baik. Pengembangan karir bidan ada beberapa jalur yang masing-masing mempunyai cara dan aturan-aturan yang berbeda. Seorang bidan akan mendapatkan suatu pengakuan dari lembaga yang membinanya dalam mengembangkan karir. Selain mengembangkan karir, seorang bidan harus terus memperbaharui ilmu pengetahuan dan teknologi terkini dalam pelayanan kebidanan.


DAFTAR PUSTAKA

Soepardan, suryani.2008.Konsep Kebidanan.Jakarta:EGC
Hidayat, Asri, Mufdillah.2008.Catatan Kuliah Konsep Kebidanan Plus Materi Bidan Delima.Yogyakarta:Mitra Cendekia Press
http://akbidypsdmi.net/download/pdf/karierbidan.pdf
http://akbidypsdmi.net/materi.php?id=193

Tidak ada komentar:

Posting Komentar