Jumat, 20 Januari 2012

mioma uteri

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Mioma Uteri merupakan jenis tumor uterus yang paling sering. Disangka bahwa 20% dari wanita berumur 35 tahun menderita myoma uteri walaupun tidak disertai gejala.
Neoplasma jinak ini berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang menumpangnya, sehingga dalam kepustakaan dikenal istilah fibromamioma, leiomioma ataupun fibroid.
Berdasarkan otopsi, Novak menemukan 27% wanita berumur 25 tahun mempunyai sarang mioma, pada wanita yang berkulit hitam ditemukan lebih banyak. Mioma Uteri belum pernah dilaporkan terjadi sebelum menarche. Setelah menopause kira-kira 10% mioma yang masih tumbuh. DiIndonesia mioma uteri ditemukan 2,39-11,7% pada semua penderita ginekologi yang dirawat.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Diharapkan mampu melakukan Asuhan Kebidanan yang tepat.
1.2.2 Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa mampu melakukan:
1. Pengkajian
2. Identifikasi
3. Menentukan antisipasi masalah potensial
4. Identifikasi kebutuhan segera
5. Rencana Asuhan Kebidanan disertai rasionalisasi dan implementasi
6. Melaksanakan intervensi sesuai kebutuhan
7. Mengevaluasi keefektifan Asuhan Kebidanan yang telah diberikan


1.3 Pelaksanaan
Pelaksanaan praktek lapangan dilakukan pada tanggal 13 november 2006 di RSAL Dr. Ramelan Surabaya.

1.4 Sistematika Penulisan
- Halaman Judul
- Lembar Pengesahan
- Kata Pengantar
- Daftar isi
- Bab I Pendahuluan
- Bab II Tinjauan Teori
- Bab III Tinjauan Kasus
- Bab IV Penutup
- Daftar Pustaka


BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian
Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat sehingga dalam kepustakaan disebut juga leiomioma, fibromioma, atau fibroit.
(Kapita Selekta Kedokteran, 2001: 387)
2.2 Sifat Umum
Merupakan jenis tumor yang paling sering. Disangka bahwa 20% dari wanita berumur 35 tahun menderita mioma uteri , walaupun tidak disertai gejala.
Miomia uteri tidak pernah terjadi setelah monopause, bahkan yang adapun biasanya mengecil bila mendekati masa menopause. Bila mioma uteri bertambah besar pada masa postmenopouse, harus difikirkan kemungkinan terjadinya degenerasi maligna (sarcoma).
Sering juga disebut fibroid walaupun asalnya dari jaringan otot. Dapat bersifat tunggal atau ganda dan mencapaiukuran besar (100 pon). Konsistensi keras, dengan batas kapsul yang jelas, sehingga dapat dilepaskan dari sekitarnya.
Penampangnya berbentuk “Whorl like trabeculation yang khas” (seperti konde)
(Ginekologi: 154)
2.3 Lokalisasi
- Cervikal
- Corporal
Cervikal lebih jarang, tetapi jika mencapai ukuran besar dapat menekan kandung kencing, menyebabkan gangguan miksi.Jika secara teknik, operasinya lebih sukar.

2.4 Jenis
2.4.1 Mioma Submucosa (5%)
Tumbuhnya tepat dibawah endometrium. Paling sering menyebabkan perdarahan yang banyak, sehingga memerlukan histerektomi, walaupun ukurannya kecil. Adanya miomia submocosa dapat dirasakan sebagai suatu “airet bump” (benjolan waktu kuret). Kemungkinan terjadi degenerasi sarcoma juga lebih besar pada jenis ini. Sering mempunyai tangkai yang panjang sehingga menonjol melalui serviks atau vagina disebut sebagai mioma submucosa bertangkai yang dapat menimbulkan “Myomgeburt” sering mengalami nekrose atau ulcerasi.
2.4.2 Interstitial atau Intramural.
Terletak pada miometrium. Kalau besar atau multipel dapat menyebabkan pembesaran uterus dan berbenjol-benjol.
2.4.3 Subcerosa atau Subperitoneal.
Letaknya dibawah tunica serosa. Kadang-kadang vena yang ada dipermukaan pecah dan menyebabkan perdarahan intra abdominal. Kadang-kadang mioma serosa timbul diantara dua ligamentum latum, merupakan miomia intraligamenter yang dapat menekan ureter dan A-Iliaca. Ada kalanya tumor ini mendapat vascularisasi yang lebih banyak dari omentum sehingga lambat laun terlepas dari uterus. Miomia subserosa yang bertangkai dapat mengalami torsi.
2.5 Etiologi dan Histogenesis
Etiologi belum jelas tetapi asalnya disangka dari sel-sel otot yang belum matang. Disangka bahwa estrogen mempunyai peranan penting, tetapi dengan teori ini sukar diterangkan apa sebabnya pada seorang wanita estrogen dapat menyebabkan miomia, sedang pada wanita lain tidak , padahal kita ketahui bahwa estrogen dihasilkan oleh semua wanita. Juga pada beberapa wanita dengan mioma dapat terjadi ovulasi, yang menghasilkan progesteron yang sifatnya anti estrogenic. Percobaan binatang dengan penyuntikkan estrogen dapat menimbulkan tumor mioma uterus tetapi sifatnya agak berbeda dengan myoma biasa.
(Ginekologi: 157)
2.6 Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis tergantung letak mioma, besarnya, perubahan sekunder dan komplikasi serta hanya terdapat pada 35-50% penderita. Manifertasi klinis digolongkan menjadi:
Perdarahan abnormal yaitu dismenorhea, menoragi, hidroureter.
Rasa nyeri
Gejala dan tanda penekanan, seperti retensio urine, hidronefosis, hidroureter
Abortus spontan
Infertilitas
(Kapita Selekta Kedokteran, 2001:289)
2.7 Gejala Sekunder
 Anemia
 Lemah
 Pusing-pusing
 Sesak nafas
 Vibroid heart, sejenis degenerasi myocard yang dulu disangka berhubungan dengan myoma uteri. Sekarang anggapan ini disangkal.
 Erythrocytosis pada myoma yang besar.
(Ginekologi:159)
2.8 Perubahan Sekunder
2.8.1 Atrofi
Sesudah menopause ataupun sesudah kehamilan mioma uteri menjadi kecil.
2.8.2 Degenerasi Hialin
Perubahan ini sering terjadi terutama pada penderita berusia lanjut. Tumor kehilangan stuktur aslinya menjadi homogen. Dapat meliputi sebagian besar atau hanya sebagian kecil dari padanya seolah-olah memisahkan satu kelompok serabut otot dari kelompok lainnya.
2.8.3 Degenerasi Kistik
Dapat meliputi daerah kecil maupun luas, dimana sebagian dari mioma menjadi cair, sehingga terbentuk ruang-ruangan yang tidak teratur berisi agar-agar dan dapat juga terjadi pembengkakan yang luas dan bendungan limfe sehingga menyerupai limfangioma. Dengan konsistensi yang lunak ini tumor susah dibedakan dari kista ovarium atau suatu kehamilan.
2.8.4 Degenerasi membantu (Calcireous Degeneration)
Terutama terjadi pada wanita berusia lanjut, oleh karena adanya gangguan dalam sirkulasi. Dengan adanya pengendapan garam dapur pada sarang mioma maka mioma akan menjadi keras dan memberikan bayangan pada foto rongent.
2.8.5 Degerasi Merah (Carneous Degeneration)
Perubahan ini biasanya terjadi pada kehamilan dan nifas. Patogenesis diperkirakan karena suatu nekrosis sub akut sebagai gangguan vaskularisasi. Pada pembelahan dapat dilihat sarang mioma seperti daging mentah berwarna merah disebabkan oleh pigmen himosiderin dan hemofusin. Degenerasi merah tampak khas apabila terjadi pada kehamilan muda disertai emesis haus, sedikit demam, kesakitan, tumor pada uterus membesar dan nyeri pada perabaan. Penampilan klinik ini seperti pada putaran tangkai tumor ovarium atau mioma bertangkai.
2.8.6 Degenerasi Lemak
Jarang terjadi, merupakan kelanjutan degenerasi hialin.
(Ilmu Kandungan, 1999: 340)
2.9 Pemeriksaan Penunjang
- USG Abdominal dan transvaginal.
- Laparoskopi
(Kapita Selekta Kedokteran, 2001: 287)
2.10 Komplikasi
2.10.1 Degenerasi Ganas
Mioma uteri yang menjadi leiomiosarkoma ditemukan hanya 0,32-0,6% dari seluruh mioma, serta merupakan 50-75% dari semua sarcoma uterus. Keganasan umumnya baru ditemukan pada pemeriksaan histology uterus yang telah diangkat. Kecurigaan kegansan uterus apabila mioma uteri cepat membesar apabila terjadi pembesaran sarang mioma dalam menopause.
2.10.2 Torsi (Putaran Tangkai)
Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul gangguan sirkulasi akut sehingga mengalami nekrosis. Dengan demikian terjadilah sindrom abdomen akut. Jika torsi terjadi perlahan-lahan, gangguan akut tidak terjadi. Hal ini hendaknya dibedakan dengan suatu keadaan dimana terdapat banyak sarang mioma dalam rongga peritoneum.
(Ilmu Kandungan, 1999:340)
2.11 Diagnosis
Palpasi Abdomen
Kadang-kadang adanya mioma dapat diduga dengan pemeriksaan luar, sebagai tumor yang keras, bentuk tidak teratur, gerakan bebas, tidak sakit. Biasanya letak tumor ditengah-tengah.
Pemeriksaan Bimanuil
Dilakukan bila pemeriksaan belum jelas terutama pada wanita gemuk dan nerveus. Kadang-kadang perlu anastesi. Corpus Uteri tidak dapat teraba sendiri.
Histerografi atau Histeroscopi
Sondage
Cavum Uteri besar dan tidak rata.
(Ginekologi ;160)


2.12 Diagnosis Banding
Kehamilan, inversion uteri, adenomiosis, cariocarsinoma, Carcinoma Corpus uteri, kista ovarium, sarcoma uteri.
(Kapita Selekta, 2001:387)
2.13 Penatalaksanaan / Terapi
2.13.1 Konservatif dengan pemeriksaan periodic.
Bila seorang wanita dengan mioma mencapai menopause, biasanya tidak mengalami keluhan, bahkan dapat mengecil, oleh karena itu sebaiknya mioma pada wanita premenopause tanpa gejala diobservasi saja. Bila mioma besarnya sebesar kehamilan 12-14 minggu apalagi disertai pertumbuhan yang cepat sebaiknya segera dioperasi, walaupun tidak ada gejala atau keluhan. Sebabnya mioma yang besar, kadang-kadang memberikan kesukaran pada operasi. Pada masa postmenopause, mioma biasanya tidk memberikan keluhan. Tetapi bila ada pembesaran pada masa postmenopause dicurigai kemungkinan keganasan (sarcoma).
2.13.2 Radioterapi
 Hanya dilakukan pada wanita yang tidak dapat dioperasi (bedrisk patiens).
 Uterus harus lebih kecil dari usia kehamilan 3 bulan.
 Bukan jenis submukosa.
 Tidak disertai radang pelvis atau penekanan pada rectum.
 Tidak dilakukan pada wanita muda, sebab dapt menyebabkan menopause.

Jenis Radioterapi:
 Radium dalam cavum uteri
 X-ray pada ovaria (castrasi)

2.13.3 Operasi
Miomektomi dilakukan bila masih diinginkan keturunan.
Syaratnya dilakukan kuretase dahulu, untuk menghilangkan kemungkinan keganasan.
Kerugian:
- melemahkan dinding uteri
- rupture uteri pada waktu hamil
- menyebabkan perlekatan
- residitif
Histerektomi
Dilakukan pada: - mioma yang besar
- multipel
Pada wanita muda sebenarnya ditinggalkan 1 atau ke-2 ovarium, maksudnya untuk:
- menjaga agar tidak terjadi menopause sebelum waktunya
- menjaga gangguan coronair atau arteriosclerosis umum.
Sebaiknya dilakukan histerektomi totalis, kecuali bila keadaan tidak mengizinkan, dapat dilakukan histerektomi supravaginalis. Untuk menjaga kemungkinan keganasan pada tupul serviks, sebaiknya dilakukan pap smear pada waktu tertentu.
Pemberian GnRH agonis selama 6 minggu
Estrogen untuk pasien setelah menopause dan observasi setiap 6 bulan
(Ginekologi :161)
2.14 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan
Asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada individu pasien atau klien yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara:
- Bertahap dan sistematis
- Melalui suatu proses yang disebut manajemen kebidanan