BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tingginya angka kematian ibu (AKI) yaitu 334 per 100.000 kelahiran hidup(SDKI tahun 1997) dan penurunan yang lambat merupakan masalah prioritas yang harus segera di atasi. Dalam upaya penurunan angka kematian ibu, berbagai upaya telah dilaksanakan dan salah satu upaya yang perlu mendapat perhatian adalah peningkatan kualitas pelayanan kebidanan. Perkembangan praktek kebidanan berdasarkan pada praktek terbaik dari pengalaman para praktisi seluruh dunia. Semua kesehatan berdasarkan bukti (Evedence-Based care).
Agar semua bidan terutama pelaksana pelayanan kebidanan dapat memahami dan melaksanakan perkembangan terkini pelayanan kebidanan sehingga dapat memberikan:
• Dampak positif terhadap pelayanan kebidanan
• Antusiasme yang besar dikalangan bidan pelayanan
• Peningkatan kepuasan klien.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana aplikasi pelayanan di BPS yang mengikuti perkembangan terkini pelayanan kebidanan
Mengapa terjadi perubahan pelayanan kebidanan
C. Tujuan
Dapat mengetahui pelayanan di BPS yang mengikuti perkembangan terkini pelayanan kebidanan
Dapat mengetahui dan memahami alasan terjadi perubahan pelayanan kebidanan.
BAB II
ISI
PELAYANAN KEBIDANAN
a. Perawatan Zaman Dahulu
Perawatan zaman dahulu atau sekarang dilakukan oleh dukun pria atau dukun wanita, dukun menjalankan perawatanya biasanya dirumah penderita atau di rawat di rumah dukunnya sendiri. Cara-cara mengobati penderita itu sendiri antara lain :
1. Dengan membaca mantra-mantra memohon pertolongan kepada Tuhan YME.
2. Dengan cara mengusir setan-setan yang mengganggu dengan menyajikan kurban-kurban di tempat itu, macamnya kurban ditentukan oleh dukun
3. Melakukan massage/mengurut penderita.
4. Penderita harus melakukan pantangan atau diet yang di tentukan oleh dukun itu pula.
5. Kadang-kadang dukun bertapa untuk mendapatkan ilham cara bagaimana menyembuhkan penderita itu.
6. Memakai obat-obatan yang ramuannya ditentukan oleh dukun.Obat-obatan banyak dipakai dari tumbuh-tumbuhan yang segar dari daun mudanya, batang, kembang, akarnya.
b.Perawatan Kebidanan
1) Kehamilan
Semua pada wanita hamil diadakan pemeriksaan kehamilan yang dilakukan oleh dukun bayi
dan dukun memberikan nasehat-nasehat seperti :
a. Melakukan pantangan
- Pantangan makanan tertentu.
- Pantangan terhadap pakaian.
- Pantangan terhadap jangan pergi malam
- Pantangan jangan duduk di muka pintu.
b. Kenduri
Kenduri pertama kali dilakukan pada waktu hamil 3 bulan sebagai tanda wanita itu
hamil. Kenduri ke dua dilakukan pada waktu umur kehamilan 7 bulan.
2) Persalinan
Biasanya persalinan dilakukan dengan duduk di atas tikar, dilantai dukun yang menolong menunggu sampai persalinan selesai.
Cara bekerjanya dengan mengurut-ngurut perut ibu, Menekannya serta menarik anak apabila anak telah kelihatan. Selama menolong dukun banyak membaca mantra-mantra. Setelah anak lahir anak diciprati anak dengan air agar menangis. Tali pusat dipotong dengan hinis atau bamboo kemudian tali pusatnya diberi kunyit sebagai desinfektan.
3) Nifas
Setelah bersalin ibu dimandikan oleh dukun selanjutnya ibu sudah harus bisa merawat dirinya sendiri lalu ibu di berikan juga jamu untuk peredaran darah dan untuk laktasi.
c. Pelayanan Kebidanan DI Indonesia
Sejak dulu sampai sekarang tenaga yang memegang peranan dalam pelayanan kebidanan ialah “ Dukun bayi “ ia merupakan tenaga terpercaya dalam lingkungannya terutama dalam hal-hal yang berkaitan dengan reproduksi, kehamilan , persalinan dan nifas. Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda, angka kematian ibu dan anak sangat tinggi. Tenaga penolong persalinan adalah dukun. Pada tahun 1807 (zaman Gubernur jenderal Hendrik William Deandels) para dukun dilatih dalam pertolongan persalinan, tetapi keadaan ini tidak berlangsung lama karena tidak adanya pelatih kebidanan.
Praktek kebidanan modern masuk di indonesia oleh dokter-dokter Belanda. Pelayan kesehatan termasuk pelayanan kebidanan hanya diperuntukan bagi orang-orang Belanda yang ada di Indonesia. Kemudian pada tahun 1849 dibuka pendidikan Dokter Jawa di Batavia (Di RS Milliter Belanda, sekarang RSPAD Gatot Subroto). Seiring dengan dibukanya pendidikan dokter tersebut, pada tahun 1851 di buka pendidikan Bidan bagi wanita pribumi di Batavia oleh seorang Dokter milliter Belanda (Dr. W. Bosch). Lulusan ini kemudian bekerja di Rumah Sakit juga di masyarakat. Mulai saat itu pelayan kesehatan ibu dan anak dilakukan oleh dukun dan Bidan.
Kursus bidan yang pertama ini ditutup tahun 1873
• Tahun 1879 , dimulai pendidikan bidan
• Tahun 1950 , setelah kemerdekaan,
jumlah paramedis kurang lebih 4000 orang dan dokter umum kurang lebih 475 orang dan dokter dalam bidang obsgyn hanya 6 orang, pada tahun 1952, mulai diadakan pelatihan Bidan secara formal agar dapat meningkatkan kualitas pertolonga persalinan. Kursus untuk dukun masih berlangsung samapai dengan sekarang, yang memberikan kursus adalah Bidan. Perubahan pengetahuan dan keteramilan tentang pelayanan kesehatan ibu dan anak secara menyeluruh di masyarakat dilakukan melalui kursus tambahan yang dikenala dengan istilah Kursus tambahan Bidan (KTB) pada tahun 1953 di Jogjakarta yang akhirnya dilakukan pula di kota-kota besar lain di Nusantara ini. Seiring dengan pelatihan tersebut didirikan balai kesehatan ibu dan anak (BKIA) dimana bidan sebagi penanggung jawab pelayanana kepada masyarakat. Dari BKIA inilah akhirnya mnejadi suatu pelayanan terintregrasi kepada masyarakat yang dinamakan pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas pada tahun 1957.
Kegiatan BKIA yang dipimpin bidan adalah menyelenggarakan :
1. Pemeriksaan Antenatal
2. Pemeriksaan Post natal
3. Pemeriksaan dan pengawasan bayi dan anak balita
4. Keluarga Berencana
5. Penyuluhan Kesehatan
Di BKIA ini diadakan juga pelatihan- pelatihan para dukun bayi.
• Dengan meningkatnya pendidikan tenaga kesehatan maka, pada tahun 1979 jumlah dokter obsgyn 286 orang dan bidan 16.888 orang di seluruh Indonesia
• Bidan yang bertugas di puskesmas berfungsi dalam memberikan pelayan akesehatan ibu dan anak termasuk pelayanan KB. Mulai tahun 1990 pelayanan kebidanan diberikan secara merata sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Kegiatan ini melalaui instruksi presiden secara lisan pada tahun 1992 tentang perlunya mendidik bidan untuk penempatan di desa. tugas pokoknya adalah pelaksanan pelayanan KIA khususnya pelayanan ibu hamil, bersalin, dan nifas serta pelayana BBL. Bidan di puskesmas orientasi kepada kesehatan masyarakat beda dengan bidan di RS yang berorientasi pada individu.
Tahun 1994 konfrensi kependudukan dunia di Kairo memeprluas area garapan pelayanana bidan yaitu :
1. Safe Motherhood
2. Family Planning
3. Penyakit Menular Seksual
4. Kespro Remaja
5. Kespro Orang Tua
Bidan melaksanakan peran, fungsi dan tugasnya didasarkan pada kemampuan pada kewenangan yang diberikan. kewenangan tersebut diatur melalui peraturan Mentri Kesehatan atau permenkes.
PERKEMBANGAN PELAYANAN KEBIDANAN DALAM TAHUN TERAKHIR
Karena pelayanan kebidanan yang adekuat itu hanya dinikmati oleh sebagian kecil masyarakat yang tinggal di kota-kota sedangkan masyarakat yang tinggal di pedesaan tidak mendapatkan pelayanan tersebut maka keadaan ini melahirkan konsep puskesmas ( Community Health Care )
Pembentukan Puskesmas dimulai pada Pelita I ( 1969 – 1974 ) tapi baru berkembang pada Pelita II ( 1974 – 1979 ).
Sejalan dengan hal tersebut maka pendidikan perawat pun ditertipkan lebih berkonsentrasi pada masyarakat dan didirikan sekolah perawat kesehatan dimana pada sekolah ini diberikan mata pelajaran KIA termasuk pelayanan kebidanan.
Dibentuknya program pembangunan kesehatan pada tahun 1975. PKMD ini bekerja sama dengan lembaga sosial desa, tenaga-tenaganya diambilka di masyarakat dan diberi pelatihan selama 4 bulan selanjutnya mereka akan bertugas memberikan pertolongan pertama pengobatan ringan termasuk penyuluhan dalam hal KIA dalam program PKMD ini agar pelayanan kebidanan berlangsung aman dan dapat dilaksanakan dengan baik maka :
1. Dibuka balai KIA didesa agar semua ibu hamil dapat memeriksakan diri secara teratur
2. Tenaga dukun harus tetap dibuka dan diawasi
3. Pengawasan terhadap pelayanan KIA oleh bidan ditingkatkan
4. PUSKESMAS sebaiknya dapat melaksanakan pertolongan persalinan ditempat
4. PELAYANAN KEBIDANAN DI MASA DEPAN
Keberhasilan pembangunan kesehatan dewasa ini masih diwarnai oleh rawannya derajat kesehatan ibu dan anak terutama pada ibu hamil, bersalin dan ibu nifas serta janin / bayi pada masa pranatal. Hal ini ditandai dengan tingginya AKI dan AKB. Sebagai salah satu program prioritas dalam pembangunan kesehatan yaitu dengan menyediakan pelayanan kesehatan yang berualitas sedekat mngkin dengan masyarakat yang didukung oleh peningkatan keterjangkauan dan kualitas pelayanan rujukan tenaga yang mempunyai peran besar dalam pelayanan KIA ialah BIDAN. Oleh karena itu sejak tahun 1990/1991 DEPKES menempatkan BIDAN-BIDAN DI DESA. Pertolongan persalinan deibantu oleh tenaga kesehatan (bidan atau dokter). Tempat persalinan biasanya di rumah sakit, rumah bersalin, atau praktik swasta yang dilengkapi alat-alat persalinan steril.
Aplikasi perkembangan terkini pelayanan kebidanan yang ada di BPS Boinah
1. Bidan Boinah saat ini melakukan episiotomi hanya pada saat diperlukan, sedangkan dahulu beliau melakukan episiotomi pada setiap persalinan.
2. Bidan boinah memberikan pelayanan postnatal pada bayi yaitu dengan membiarkan tali pusar bayi mongering dengan sendirinya, kalau dahulu beliau member alkohol dan antiseptik pada tali pusar bayi.
3. Bidan Boinah melakukan pemeriksaan tradisional tinggi fundus uteri dengan palpasi, dan sekarang beliau menggunakan pita ukur dari tepi atas symphisis pubis.
4. Dahulu bidan Boinah tidak memperbolehkan seseorang untuk menemani dalam melakukan persalinan,tetapi dalam perkembangan saat ini, siapa saja diperbolehkan untuk menemani sesuai permintaan pasien.
5. Posisi persalinan pada zaman dahulu ditentukan oleh bidan Boinah, sedangkan untuk persalinan saat ini, posisi ditentukan oleh pasien sendiri.
6. Bidan Boinah melakukan pencegahan asfiksia pada bayi baru lahir dengan membersihkan saluran nafas bayi.
7. Bidan Boinah melakukan pemeriksaan Haemoglobin(Hb) pada ibu hamil.
8. Bidan Boinah melakukan pengukuran lingkar kepala, berat badan, dan panjang badan bayi bayi lahir.
9. Bidan Boinah melakukan perawatan tali pusar bayi yaitu dengan membiarkan tali pusat kering sendiri tanpa diberi alcohol atau bethadine.
10. Bidan Boinah meletakan bayi diatas dada ibu untuk segera menyusui.
11. Bidan Boinah memandikan bayi , 6 jam setelah lahir untuk menghindari hipotermia.
12. Bidan Boinah memberikan imunisasi pada bayi melalui posyandu.
BAB III
KESIMPULAN
Pelayanan kebidanan di Indonesia perlu ditingkatkan mengingat masih tingginya angka kematian ibu dan anak (AKIA). Perubahan-perubahan yang dilakukan dalam pelayanan kebidanan zaman dahulu dengan pelayana kebidanan zaman sekarang merupakan wujud peningkatan pelayanan kebidanan. Tetepi dalam melakukan perubahan tersebut tidaklah mudah, butuh proses dan waktu yang tidak singkat untuk mewujudkan pelayanan kebidanan yang berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
Purwandari, Atik.2008.Konsep Kebidanan Sejarah dan Profesionalisme. Jakarta: EGC
Mufdlilah, Hidayat Asri.2008.Konsep Kebidanan.Yogyakarta: Mitra Cendikia Press
http://yoanabidantoday.blogspot.com/2008/05/perkembangan-kebidanan-di-indonesia.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar